Laporan WTO: Blockchain Bisa Kurangi Biaya Transaksi Internasional
Dalam laporan terbaru yang dirilis World Trade Organization (WTO), disebutkan teknologi blockchain dan mata uang crypto memiliki potensi yang sangat besar. WTO menganalisa peranan blockchain dalam transaksi lintas negara dan dinilai bisa mengurangi transaksi dalam perdagangan internasional dalam dunia e-commerce, dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional yang masih digunakan sekarang.
Blockchain juga diprediksi akan menguntungkan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, di mana teknologi tersebut akan menciptakan struktur perdagangan yang lebih baik, serta memangkas sejumlah biaya perdagangan pada prosesnya. Selain barang, teknologi digital juga akan bermanfaat dalam perdagangan jasa dan akan menciptakan layanan-layanan baru berbasis blockchain, sebagaimana dilansir dari IB Times. Melalui blockchain, perusahaan yang lebih kecil bisa membangun kepercayaan lebih cepat dengan mitra-mitra bisnisnya di berbagai penjuru dunia.
Dalam laporannya, WTO juga membahas jaringan Ripple yang sudah diterapkan oleh beberapa institusi finansial untuk memaksimalkan pembayaran antar negara. Menurut mereka, Ripple memiliki perencanaan yang ambisius, mengijinkan bank melakukan konversi mata uang secara langsung dalam hitungan detik, tanpa bergantung pada bank koresponden, selain itu biayanya juga sangat rendah, atau bahkan tidak ada.
WTO juga menyorot kecepatan transaksi blockchain yang masih harus ditingkatkan, seperti Bitcoin, yang baru mampu menangani 7 transaksi per detik, sementara VISA bisa menangani 2.000 transaksi per detik. Selain itu, sejumlah tantangan seperti permasalahan regulasi, skalabilitas, dan spesifikasi teknis masih harus ditelaah lebih jauh, termasuk bagaimana integrasinya dengan teknologi yang sudah ada saat ini.